Artikel

Benarkah Minuman Manis Picu Anak Lebih Hiperaktif?

Post pada 05 Jan 2023

Mungkin sebagian orang meyakini minuman maupun makanan manis membuat anak lebih aktif atau hiperaktif. Tak heran, anggapan ini yang mendorong orang tua membatasi anak-anak mengkonsumsi makanan manis.

Anggapan demikian terungkap dalam studi yang dirilis Journal of Abnormal Child Psychology di tahun 1994 di mana orang tua yang percaya perilaku anak dipengaruhi oleh gula. Lalu orang tua cenderung menganggap anak lebih hiperaktif ketika baru saja mengkonsumsi minuman manis.

Benarkah demikian?

Akan lebih mudah menjawabnya lewat penelitian ilmiah. Sebut saja studi The Journal of the American Medical Association yang meneliti percobaan dari belasan makalah ilmiah. Dari situ terungkap bila gula, khususnya sukrosa, tidak berdampak pada perilaku kognitif anak-anak.

Temuan itu diperkuat lagi lewat studi International Journal of Food Sciences and Nutrition di tahun 2017. Studi itu meneliti efek konsumsi gula terhadap tidur dan perilaku 287 anak berusia 8-12 tahun. Meski terungkap bila 81 persen anak mengkonsumsi gula melebihi batas yang direkomendasikan tapi tidak mempengaruhi perilaku maupun kebiasaan tidur.

Jadi sudah jelas makanan atau minuman manis tidak mempengaruhi pada perilaku anak lebih aktif, bahkan hiperaktif. Memang sih, hiperaktif yang berarti gangguan pemusatan perhatian adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak.

Gangguan ini menyebabkan aktivitas anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Ini ditandai dengan perasaan gelisah, sulit diam, tidak bisa tenang, dan terdorong untuk bergerak.

Hiperaktifnya anak sebenarnya bukan dipicu dari kudapan manis. Ada sejumlah faktor yang mendorong anak lebih aktif. Sebut saja faktor temperamental, gangguan emosional, masalah tidur, sampai gangguan belajar.

Maka itu, orangtua dalam hal ini bunda, sebaiknya selalu mengobservasi anak dengan cermat. Jika terkait dengan pola makan, lebih baik berkonsultasi dengan dokter anak. Hindari memvonis gejala hiperaktif anak akibat mengkonsumsi makanan atau minuman manis.

Walau tidak ada korelasinya makanan dan minuman manis terhadap perilaku hiperaktif anak, tetap saja terlalu banyak mengkonsumsi gula juga kurang bagus. Anak berpotensi mengalami diabetes, obesitas, maupun penyakit lainnya. Perlu ditekankan, kalori dalam gula tidak memberikan anak-anak nutrisi apa pun.

Hanya, melarang anak mengkonsumsi makanan atau minuman manis juga bukan langkah bijak. Bagaimanapun, segala makanan maupun minuman manis pasti disukai anak. Lagi pula, gula tetap diperlukan sebagai komponen yang dibutuhkan anak sepanjang takarannya tidak melampaui batas.

Pendek kata, melarang anak mengkonsumsi makanan maupun minuman manis masuk kategori pendekatan ekstrim. Opsi yang dapat bunda pilih adalah menakar konsumsi gula yang ideal bagi anak. Ini dapat dilakukan dengan berkonsultasi ke dokter maupun ahli gizi.

Jangan lupa untuk mengunjungi Instagram PINO IndonesiaTokopedia & Shopee UNIFAM Official Store untuk mendapatkan promo terbaik dari produk-produk UNIFAM.

Bagikan Artikel