Artikel

Benarkah Mainan Elektronik Berdampak Negatif untuk Tumbuh Kembang Anak?

Post pada 14 Feb 2023

Nyaris anak-anak pasti menyukai mainan elektronik yang canggih. Entah itu robot-robotan yang bisa bergerak dan bersuara sampai boneka-bonekaan dengan kecerdasan buatan yang bisa menyanyi sampai menangis. Bukan hanya anak saja yang suka, bisa jadi bunda juga terpesona dengan kecanggihan mainan elektronik zaman now.

Tapi, apakah iya mainanĀ  tersebut memberi manfaat dalam tumbuh kembang anak?

Sejumlah ahli berpendapat mainan elektronik ini banyak mudharatnya bagi si kecil. Seperti menghalangi perkembangan intelektual, memandulkan kreativitas, membuat anak sulit bersosialisasi dan sebagainya.

Kekhawatiran ini terefleksikan dari studi yang dilakukan Prof. Anna Vogel Sosa dari Northern Arizona University. Di tahun 2015, dia melakukan penelitianĀ Association of the Type of Toy Used During Play With the Quantity and Quality of Parent-Infant Communication. Dari situ terungkap bila permainan elektronik membuat anak mengeluarkan lebih sedikit kata dan minim interaksi. Hal ini berbeda bila anak bermain dengan mainan non elektronik seperti balok susun dan sejenisnya.

Artinya, interaksi anak dengan mainan elektronik hanya interaksi satu arah saja alias pasif. Bahkan karena keasyikan dan sudah terpapar mainan elektronik membuatnya lupa dengan kegiatan aktif di luar ruang.

Bila ini yang terjadi, maka anak berpotensi akan mengalami keterlambatan bicara, sulit mengembangkan kemampuan sosial, mudah memunculkan rasa cemas, dan tidak percaya diri bila berhubungan dengan orang lain.

Meski begitu, jangan terlalu antipati pula dengan mainan elektronik karena tidak melulu berdampak negatif. Bagi anak usia sekolah di rentang 6-12 tahun, mainan elektronik dapat merangsang kemampuan anak berpikir logis, memecahkan masalah, sampai mengasah kelihaian.

Maksudnya, bunda tidak terlalu cemas dengan mainan elektronik. Solusinya adalah mendorong anak bermain mainan elektronik dikombinasikan dengan permainan lain seperti membaca dongeng, menyusun balok, bermain di luar ruang, dan lain-lain.

Langkah memberi batasan anak untuk bermain mainan elektronik lebih bijak ketimbang melarangnya sama sekali. Coba bunda lakukan beberapa hal di bawah ini untuk menekan dampak negatif dari mainan elektronik.

1. Dampingi anak

Ketika anak dihadiahi mainan elektronik, bunda sebaiknya menyadari kewajiban untuk mendampingi si dia. Ajaklah si kecil berinteraksi saat bermain. Pancing dia untuk merespons ketika mainan elektronik mengeluarkan suara atau bunyi-bunyian tertentu.

2. Batasi penggunaannya

Bunda dapat membangun kesepahaman dengan si kecil dalam durasi bermain mainan elektronik. Misalnya saja cukup satu jam dalam sehari atau dimainkan di akhir pekan.Ā  Selain itu, bunda juga mesti selektif memilihkan mainan elektronik yang cocok dengan usianya.

3. Berikan mainan alternatif yang juga seru

Puzzle, ular tangga, balok susun, dan sejenisnya dapat menjadi pilihan mainan alternatif yang dapat merangsang kreativitas dan logika berpikir anak. Bahkan permainan ini bisa dimainkan bersama-sama, entah itu ayah dan kakak. Biar makin seru dan membuat anak tertarik, boleh dong bunda sajikan Pino Es Serut Buah. Dengan aneka rasa buah dan menyegarkan, Pino Es Serut Buah dapat menjadi teman bermain anak yang seru.

Kesimpulannya, bunda sebaiknya memberi batasan dalam mainan elektronik. Lagi pula, perlu diingat, hindari anggapan mainan elektronik berperan untuk menggantikan posisi bunda untuk bersama anak.

Selain itu, yang lebih penting lagi adalah perhatian bunda terhadap kegiatan bermain anak. Dengan demikian, bunda dapat mengantisipasi dampak buruk yang timbul dalam setiap permainan anak.

Kunjungi lapak official Unifam untuk mendapatkan Pino Es Serut Buah diĀ ShopeeĀ danĀ Tokopedia.

Bagikan Artikel